pusaka madura

Madura juga dikenal menyimpan kekayaan budaya yang sangat menawan selama berabad-abad. Salah satu kekayaan budaya yang dimiliki Madura adalah mahakarya keris yang dibuat Desa Aeng Tong Tong, Sumenep. Desa inilah yang masih mempertahankan budaya sejak zaman Kerajaan Sumenep. Dahulu para raja Madura mempercayakan pembuatan keris dan senjata untuk prajurit Kerajaan Sumenep dari desa ini. Desa Aeng Tong Tong dipercaya sebagai daerah asal para mpu keris pada zaman kejayaan Kerajaan Sumenep.

Di tempat inilah penduduk satu desa membuat keris berkualitas. dan hampir keseluruhan penduduk desa Aeng Tong Tong ini menjadi mpu pembuat keris.total mpu atau pengrajin keris sebanyak 640 orang  “Dari jumlah tersebut, memang paling banyak berada di Desa Aeng Tong-Tong Saronggi ini,” terang Bupati Sumenep, Abuya Busyro Karim.

Menurut Busyro, hal itu patut dibanggakan, namun tantangan bagaimana semua pihak mampu memanfaatkan keunggulan di bidang keris. Karena eksistensi keris tidak hanya diakui di nusantara, tetapi juga di dunia.Bunyi keras denting logam yang ditempa, suara besi yang sedang di gerinda, membuat dentingan besi membahana di setiap sudut Desa Aeng Tong Tong. Banyak faktor yang membuat sebuah keris menjadi mahal, di antaranya adalah bahan baku besi yang berkualitas, lama waktu pengerjaan, desain yang rumit, ukiran yang terdapat di keris tersebut, dan keris pesanan khusus, Untuk memenuhi pesanan keris yang bertuah, Si Mpu keris biasanya melakukan ritual khusus atau puasa selama 3 sampai 7 hari. Untuk membuat sebilah keris ukuran standar dibutuhkan setengah kilogram hingga satu kilogram besi. Hasil kerajinan dijual dengan harga bervariasi tergantung pamor dan modelnya. Untuk pembuatan keris pusaka, pembuatannya dilakukan dengan syarat dan ritual khusus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages